BREAKING NEWS
bisnis online, jual beli online, sistem pembayaran, pembayaran online, bisnis online

Ulama` Dunia

Wali Songo

Aplikasi

Senin, 04 Januari 2016

Syeikh Maulana Manshurudin Cikaduwen Banten

بِسْمِ اللهِ الرَّحْمنِ الرَّحِيمِ

اللهُم َّصلِّ علٰى سَيِّدنا مُحَمّدٍ عبدِكَ وَنبيِّكَ ورسولِكَ النَّبيِّ الاُمِيّ وَعلٰى اٰلهِ وَصَحْبِهِ وسَلِّم تسليماً بقدرِ عظمةِ ذاَتِكَ في كـُلِّ وَقتٍ وَحيـنٍ


Syeikh Maulana Manshurudin Cikaduwen Banten
                                        
                     
    Syeikh Maulana Manshuruddin dikenal dengan nama Sultan Haji, beliau adalah putra Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa (raja Banten ke 6). Sekitar tahun 1651 M. Beliau menikah dengan gadis dari desa Cikoromay banten bernama Nyi Mas Ratu Sarinten dan dikarunia anak bernama Muhammad sholih . Beliau merupakan salah satu ulama yang menyebarkan Islam di Banten selatan.
Syeikh Maulana Manshuruddin memiliki banyak nama sebutan. Diantaranya Sultan Abu Nasri, Sultan Abdul Kohar, Abdul Shaleh, dan Sultan Haji. Sultan Syeikh Manshur adalah putera Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa. Pada tahun 1651 M, Sultan Agung Abdul Fatah Tirtayasa berhenti sebagai kesultanan atau raja Banten ke enam. Lalu digantikan kepada Syeikh Maulana Manshuruddin sebagai sultan ke tujuh.
Semasa kesultanannya, Syeikh Maulana Manshuruddin telah mengunjungi beberapa Negara. Setelah dua tahun menjabat, Syekh Maulana Manshuruddin berangkat ke Iraq untuk mendirikan tanah Banten di Bagdad, sehingga untuk sementara kesultanannya diserahkan kepada puteranya Adipati Ishaq atau Sultan Abdul Fadhli. Sebelum keberangkatannya ke Iraq, ayahnya memberikan wasiat agar ia tidak singgah kemana-mana sebelum pergi ke Iraq, terkecuali jika ke Mekkah. Namun ternyata setibanya Di Bagdad, Syekh Maulana Manshuruddin tidak bisa mendirikan tanah Banten. Di dalam perjalanan pulang, Syekh lupa akan titah ayahnya, sehingga ia mampir ke pulau Menjeli di kawasan China. Ia pun menetap di sana selama dua tahun dan menikahi Ratu Jin yang kemudian dianugerahi satu orang putera.
Selama ia berada di China, Sultan Adipati Ishaq di Banten terbujuk oleh Belanda sehingga ia resmi menjadi Sultan Banten. Tetapi Sultan Agung Abdul Fatah tidak menyetujui karena Sultan Maulana Manshuruddin masih hidup dan harus menunggu kepulangannya dari Bagdad, karena adanya perbedaan pendapat tersebut akhirnya menyebabkan keributan.
Suatu saat, ada seseorang yang baru turun dari kapal mengaku sebagai Sultan Syekh Maulana Mansyuruddin dengan membawa oleh-oleh dari Mekkah. Orang-orang yang ada di sekitar kesultanan Banten pun mempercayinya, termasuk Sultan Adipati Ishaq. Ternyata, orang yang mengaku-ngaku Sultan Maulana Manshruruddin adalah pendeta keturunan dari Raja Jin yang menguasai pulau Manjeli di China. Selama menjadi Sultan palsu dan menyebabkan kekacauan, akhirnya rakyat membenci Sultan dan keluarganya. Termasuk kepada ayahnya Sultan Agung Abdul Fatah. Untuk menghentikan kekacauan tersebut Sultan Agung Abdul Fatah dibantu oleh Auliya Allah yang bernama Pangeran Bu’ang yang merupakan keturunan dari Sultan Maulana Yusuf (Sultan Banten ke dua). Akhirnya kekacauan dapat dihentikan setelah adanya peperangan antara Sultan Agung Abdul Fatah melawan Syekh Maulana Manshuruddin palsu. Sultan Agung Abdul Fatah dan Pangeran Bu’ang kalah sehingga dibuang ke daerah Tirtayasa. Maka dari itu, rakyat menyebutnya dengan nama Sultan Agung Tirtayasa.
Peristiwa tersebut terdengar oleh Sultan Maulana Manshuruddin di pulau Menjeli. Akhirnya ia baru sadar dan teringat akan wasiat ayahnya. Segeralah ia memutuskan untuk pulang ke Banten. Namun sebelum pulang ke Banten, ia pergi ke Mekkah untuk memohon ampunan kepada Allah SWT karena merasa telah melanggar wasiat ayahnya. Setelah itu, ia memohon diberi petunjuk kepada Allah agar ia dapat kembali ke Banten. Dengan izin Allah SWT, Syekh Maulana Manshuruddin menyelam di sumur zam-zam yang kemudian muncul di daerah Cimanuk Pandeglang yang sedang mengalami masalah besar karena ada lubang air yang tidak henti-henti mengeluarkan air. Lalu ia menutupnya lubang itu dengan alquran (pernah di bahas sebelumnya tentang sejarah Batu Quran). Setelah membereskan kejadian tersebut, ia memohon ampun kepada Ayahandanya, dan akhirnya ia kembali menjabat sebagai sultan.
Batu quran banten
 Batu Quran
Menurut cerita Beliau terkenal sakti dan dapat bersahabat dengan bangsa Jin . Suatu ketika Syech Manshurudin berjalan kesebuah hutan lalu tiba tiba Beliau mendengar Aungan Harimau yang merintih kesakitan. Ketika dihampiri oleh Syech Manshurudin Harimau tersebut tengah terjepit pada suatu pohon besar. Lalu Syech manshurudin menolong Harimau tersebut melepaskan dari himpitan kayu , setelah dibebaskan harimau tersebut mengaung dan menunduk dihadapan Syech Manshurudin. Dengan karomah yang beliau Miliki syech manshurudin dapat bercakap cakap dengan harimau tersebut. Kata Syech Manshurudin kepada harimau tersebut ‘Engkau atas izin Alloh telah aku selamatkan , maka aku minta pada engkau dan anak turunanmu untuk tidak mengganggu keluarga dan anak keturunanku” . Sang Harimau pun menyanggupinya. Hingga saat ini berkembang cerita bahwa anak keturunan syech Manshurudin dapat menaklukan harimau .
     Syekh Maulana Manshuruddin meninggal dunia pada tahun 1672M dan di makamkan di Cikaduen Pandeglang Banten. Hingga kini makam beliau sering diziarahi oleh masyarakat

Posting Komentar

 
Copyright © 2013 Tongkrongan Santri Kalong
Distributed By Free Premium Themes. Powered byBlogger